Beriman dari Kekurangan
Zakheus, si pemungut cukai, ikut penasaran bersama warga Yerikho lainnya. Siapakah Yesus yang disebut-sebut melakukan banyak mukjizat itu? Orang seperti apakah Yesus itu?
Namun, ia tidak berhasil untuk melihat Yesus di tengah kerumunan orang itu, karena tubuhnya pendek.
Berapa kali kita mengalami hal serupa ketika mencoba untuk melihat Yesus dalam hidup kita sehari-hari? Kelemahan-kelemahan yang kita miliki, seringkali menjadi tembok yang menghalangi kita untuk melihat Allah.
Ada yang kesulitan untuk konsen saat berdoa. Ada yang kesulitan untuk taat dalam berdoa. Ada yang bosan ikut misa. Ada yang tidak punya waktu ikut misa.
Di titik ini, kita sudah sama seperti Zakheus: kelemahan kita membuat kita sulit mencari dan melihat Yesus. Namun, sayangnya, seringkali kita hanya berhenti di sini. Lihatlah pada Zakheus, apa yang dilakukannya setelah ini.
Zakheus tak kehabisan akal. Untuk mengatasi tubuhnya yang pendek, ia berlari mendahului orang banyak lalu memanjat pohon Ara untuk melihat Yesus.
Seberapa jauh kita sudah berusaha untuk mengatasi kelemahan-kelemahan kita? Apa yang sudah kita perbuat agar tetap dapat mencari dan melihat Yesus? Ataukah kita hanya berhenti pada menyadari kelemahan dan berhenti untuk berusaha melihat Yesus?
Usaha Zakheus tidak sia-sia. Ia berhasil melihat Yesus, dan lebih dari itu, Yesus pun melihatnya, memanggilnya turun, menginap di rumahnya, dan menerima pertobatannya.
Semoga kita pun mampu mengatasi kelemahan kita dan tetap berusaha untuk mencari dan melihat Yesus dalam kehidupan kita sehari-hari.
Yesus, yang tidak menyia-nyiakan satu dinar pun yang hilang, pasti akan melihat kesungguhan kita dan menanggapi pencarian kita.